Tuesday, April 7, 2015

4 TELUR, 4 BULAN




Teriknya matahari disiang hari membuat keringat ditubuhku bercucuran keluar laiknya barusan bekerja bongkar-muat kayu bahan bangunan sebagaimana biasa yang aku lakukan di akhir pekan saat membantu ayah berjualan di pasar. Namun keluarnya keringat disiang itu bukan dari aktivitas kerja keras seperti yang kusebutkan tadi, melainkan buah dari perjalanan setelah menghadiri undangan perkawinan teman semasa kuliah dahulu.

Setiba dirumah, sesaat setelah berganti baju santai terdengan panggilan dari luar kamar, “yaank… yaaaank” teriak istriku. dengan santai ku sahut “ada apa?” sambil berjalan keluar kamar seraya menghampiri. “kata Ibu nanti malam ada gerhana bulan total pukul 19.00 wib” ucapnya dengan wajah penuh ekspresi.


Ku coba mencerna apa maksud dari perkataan istriku tadi sambil duduk di kursi ruang tengah, eeeeh… baru ku ingat ternyata sesuai tradisi yang berlaku di desaku bahwa bagi orang yang sedang hamil dianjurkan untuk membuat selametan setiap ada gerhana (matahari/bulan) semacam syukuran dengan menghidangkan nasi bucu atau tumpeng atau apalah namanya kalau di tempat lain aku juga ga tau..hehe

Baru setelah ingat, langsung ku cari Ibu kemudian bertanya apa saja yang harus dibeli di pasar untuk acara selametan dadakan nanti malam. Dari jawaban dan penjelasan beliau hanya beberapa telur ayam kampung yang harus aku beli dipasar karena bahan yang lain di rumah sudah ada, tanpa pikir panjang akupun langsung bergegas kepasar karena waktu itu sudah memasuki waktu ashar yang artinya para pedagang pasti sudah mulai berbenah untuk menutup lapaknya dan pulang.

Setiba dipasar, aku tanya juru parkir tempat pedagang yang jualan telur ayam kampung, maklum laaah aku jarang blusukan ke pasar seperti tren para pemimpin beberapa waktu ini. Setelah ku dapati pedagang telur untuk membeli, aku ditanya “beli berapa mas?”. Waduuuh berapa ya? selorohku dalam hati, akhirnya ku jawab dengan balik bertanya ke penjualnya “bu’ saya mau beli telur untuk acara selametan istri saya yang sedang hamil karena katanya nanti malam ada gerhana bulan, biasanya beli telurnya berapa ya bu?”. Sambil tersenyum sang ibu penjual pun kemudian menjawab “ya belinya telur itu sesuai usia kandungan istri mas, nah sekarang usia kandungan istrinya mas berapa?”, “oooooh gitu tow bu’ yaudah aku beli empat bu, karena usianya sedang memasuki bulan ke empat” jawabku sambil bergumam dalam hati “baru tau aku yang kaya begini ini” hehehe.

Waktu mulai petang terdengarlah kumandang adzan dari mushola yang berada tidak jauh dengan rumahku yang hanya selisih satu rumah. Setelah sholat mahgrib selesai persiapan jamuan makan untuk selametan pun telah selesai dibuat, untuk jamuan makan sebenarnya hanya sekadarnya saja seperti “bucu” dengan sayur, telor ayam & teh panas, itu pun hanya untuk beberapa porsi kurang lebih 10-15 orang, karena yang dimintai ikut hanya tetangga sekitar rumah.
 
Gb. diambil dari hape jadulku..hehe
Menjelang masuk waktu isya’ ketika bulan yang tadinya bundar sudah mulai nampak berkurang dikarenakan gerhana, sholat gerhanapun dilaksanakan oleh beberapa orang di mushola ada juga yang melaksanakan di rumah masing-masing karena memang dalam pelaksanaannya tidak diharuskan secara berjamaah. Begitu selesai sholat gerhana selamatan pun dilaksanakan di teras depan rumah, dengan beralaskan daun pisang, makanan selamatan pun disajikan tentu dengan 4 buah telor ayam kampung sesuai dengan usia kandungan.

“Ambil air taruh di ember” salah seorang tua berucap kepadaku, aku pun kemudian mengambilkannya di kamar mandi “mungkin untuk cuci tangan” batinku, setelah aku ambilkan ternyata air dalam ember itu hanya diletakkan di depan rumah kemudian ditutupi dengan tutup seadanya. Orang-orang bilang kalau air itu untuk mandi istriku yang sedang hamil besok pagi harinya.

Terlepas dari apapun tradisi atau kepercayaannya, inti dari acara selamatan tersebut adalah mengharap kepada Allah agar memberikan kebaikan dan keselamatan bagi janin dan ibu yang sedang hamil, semoga selama proses kehamilan hingga persalinan diberikan kesehatan dan kelancaran… Amiin


No comments:

Post a Comment